Desa Seloprojo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang memiliki kisah historis yang unik mengenai asal-usul namanya. Dahulu kala, wilayah ini dihuni oleh masyarakat pindahan dari kawasan hutan. Di tempat baru ini, mereka menemukan sebuah peninggalan zaman penjajahan berupa bangunan tua yang dikenal dengan sebutan nggedong. Merasa aman dan nyaman, masyarakat memutuskan menetap dan menjadikan daerah ini sebagai tempat tinggal.
Salah satu ciri khas pemukiman ini adalah adanya dua batu besar di tengah kampung. Salah satu batu memiliki ketinggian sekitar 15 meter. Konon, batu tersebut pada malam hari mengeluarkan suara mirip orang ngorok (mendengkur). Fenomena ini membuat warga menyebut dusun tersebut sebagai Dusun Torok, yang dalam bahasa Jawa bermakna Watu Ngorok (Batu Mengorok).
Seiring waktu, nama Torok semakin dikenal luas. Banyak orang dari luar desa datang untuk menyaksikan langsung keunikan batu tersebut. Bahkan, beberapa di antaranya melakukan ritual-ritual yang memicu polemik di kalangan masyarakat.
Melihat perkembangan tersebut, pemerintah kecamatan melakukan peninjauan ke lokasi dan mengadakan musyawarah bersama Kepala Desa, tokoh masyarakat, dan tokoh agama. Dalam forum itu, disepakati bahwa nama "Torok" dirasa kurang pantas karena dianggap memiliki konotasi negatif dan tidak mencerminkan nilai-nilai budaya yang baik.
Sebagai solusinya, dipilihlah nama baru: Seloprojo. Dalam bahasa Jawa, "Selo" berarti batu, sedangkan "Projo" berarti kerajaan atau pusat pemerintahan. Nama ini dipilih dengan harapan dapat memberikan citra yang lebih positif dan berwibawa bagi masyarakat.
Pada tahun 2003, dua batu besar yang menjadi ikon Dusun Torok diputuskan untuk dipecah. Materialnya kemudian dimanfaatkan sebagai bahan pembangunan infrastruktur kampung, seperti senderan dan jalan lingkungan. Bekas lokasi batu tersebut kini telah menjadi area pemukiman warga.
Desa Seloprojo saat ini dikenal sebagai desa yang aman, tenteram, dan makmur. Wilayah desa terbagi ke dalam empat dusun, yaitu:
Dusun Seloprojo
Dusun Ngaglik
Dusun Pranten
Dusun Prenolo
Masyarakat desa terus menjaga semangat gotong royong dan warisan budaya lokal, sembari beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Narasumber:
Bapak Gunadi (Kepala Desa Seloprojo)
H. Gampang (Sesepuh Desa)
Anom Sugiyanto (Tokoh Masyarakat)
Penulis:
Sumiyati & Joko S.
Dokumentasi: Pemerintah Desa Seloprojo